• Tafsir Kontemporer : Pendapat Para Ahli Tentang Tafsir Kontemporer

    Tafsir Kontemporer : Pendapat Para Ahli Tentang Tafsir Kontemporer


    Tafsir Kontemporer ialah ‘Tafsir atau penjelasan ayat Al-Qur’an yang disesuaikan dengan kondisi kekinian atau saat ini’. Pengertian seperti ini sejalan dengan pengertian tajdid yakni ‘usaha untuk menyesuaikan ajaran agama dengan kehidupan kontemporer dengan jalan mentakwilkan atau menafsirkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta kondisi sosial masyarakat.



    Segala sesuatu yang berkembang tentunya memiliki proses perubahan bentuk atau hanya perubahan sifat-sifatnya. Sebagaimana Al-Qur’an, bentuknya memang tidak berubah karena ia merupakan “teks baku” atau “teks Mati” seiring berhentinya proses pewahyuan, sehingga tidak lagi dapat berkembang guna menjawab persoalan kehidupan manusia sebagaimana terjadi pada saat proses pewahyuan. Namun yang terkandung di dalamnya akan tetap sejalan dengan perkembangan zaman, karena sebagaimana kita yakini bahwa Al-Qur’an ialah Rahmatan lil’alamin, rahmat bagi semua manusia bahkan semua makhluk yang ada di muka bumi. 



    Tentunya tidak hanya dilihat dari sisi  kata rahmatan lil’alamin, namun juga perlu dilihat dari sisi proses pen-sejalanannya dengan perubahan zaman. Ini tiada lain adalah metode pemaknaan (penafsiran) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an sendiri dengan tetap mengacu pada aturan-aturan penafsiran yang telah disepakati ulama. Model penafsiran seperti ini disebut dengan tafsir kontekstual. Penafsiran kontekstual ayat sebetulnya sudah ada sejak masa Islam awal bahkan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Maka penafsiran kontekstual dipakai oleh muslim salaf  (klasik) dan Muslim Khalaf (Kontemporer).


    Pendapat Setuju Atau Tidaknya Terhadap Tafsir Kontemporer



    1. Abu Ishaq al-Syâtibî (w. 790 H) 



    seorang ahli fiqh Andalusia bermadzhab Maliki, beralasan bahwa ilmu pengetahuan sebenarnya sudah dikenal oleh masyarakat Arab sebelum al-Quran diturunkan, seperti: ilmu astronomi, ilmu meteorologi dan geofisika, ilmu kedokteran, ilmu retorik, ilmu ramal dan perdukunan. Sedangkan agama Islam telah membagi ilmu pengetahuan itu menjadi dua bagian yaitu ilmu yang benar dan ilmu yang sesat, serta Islam sudah menguraikan manfaat dan bahaya dari ilmu-ilmu itu. Hubungan antara 



    ilmu pengetahuan dan al-Quran, al-Syatibi menambahkan bahwa ulamaulama terdahulu (salaf) tidak pernah mengolerasikan ilmu-ilmu pengetahuan dengan al-Quran, dan tujuan diturunkan al-Quran untuk menguraikan hukumhukum dan segala yang berkenaan dengan akhirat (Muhammad Husein, 1409H: 458-488).



    Dengan itu al-Syatibi membantah penafsiran orang-orang yang mengakui keberadaan "tafsir ilmi" yang berdalilkan ayat 89 dari surah al-Nahl : "tibyânan likulli syai' " (pengurai dari segala sesuatu) dan ayat 38 dari surah al-An'âm :"mâ farrathnâ fî l-kitâbi min syai' " (tidak ada satupun yang Kami luputkan di dalakitab) dengan pendapatnya : bahwa kata kullu syai' pada 



    ayat diatas tidak berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan tetapi berkaitan dengan taklif (beban syariat) dari Allah dan ibadah, sedangkan maksud kata al-kitab pada ayat 38 surah al-An'âm diatas adalah bukan al-Quran akan tetapi lauh al-mahfûzh (Muhammad Husein, 1409H: 489). Maka menurut dia ayat-ayat diatas yang digunakan untuk memperkuat alasan keberadaan tafsir ilmi tidak tepat. 



    2. Al-Syaikh Mahmûd Syaltût (w. 1964 M) seorang syekh al-Azhar, 



    beranggapan bahwa: Sesungguhnya pandangan tentang tafsir ilmi pada ayatayat al-Quran ini adalah salah besar. Al-Quran diturunkan dan berbicara kepada semua manusia bukan untuk menguatkan teori-teori keilmuan, karena  hal yang demikian dapat mengajak pelakunya tenggelam kepada penakwilan  al-Quran tanpa dilandasi kebenaran dan menafikan kemukjizatan al-Quran itu sendiri. Selain itu menjadikan al-Quran sibuk memaparkan ilmu pengetahuan yang saat ini boleh jadi benar akan tetapi belum tentu dikemudian hari. karena ilmu pengetahuan itu selalu berkembang dan tidak tetap (Ahmad Umar, 1991 : 299-302).


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Quotes

    Berbanding tipis antara merdeka untuk ego dan merdeka untuk kebermanfaatan orang lain, silahkan pilih kemerdekaanmu.

    ADDRESS

    Perumnas Gardena Blok A No.112 Firdaus, Kab. Serdang Bedagai

    EMAIL

    hamdanirizkydwi@student.ub.ac.id
    hamdanirizkydwi@gmail.com

    TELEPHONE

    -

    Instagram

    @rizky_dham