• Resensi Jurnal : Aplikasi Pupuk Organik Cair Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe (Zingiber Officinale Rosc.)

    resensi jurnal


    RESENSI ARTIKEL


    Judul : Aplikasi Pupuk Organik Cair Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) 


    Penulis : Emilda, Pina Oktapiani , dan Fitri Damayanti 


    Tahun : 2020


    Jurnal : Jurnal Ilmu Pertanian 


    Volume         : 8


    Nomor : 3



    Membaca artikel ilmiah seperti yang terdapat dalam jurnal ilmu pertanian ini akan menjadi suatu ketertarikan sendiri karena penyajiannya yang berupa hasil fakta penelitian dari para peneliti bukan sekedar karangan fiksi . Artikel ilmu pertanian ini mengangkat judul aplikasi pupuk organik yang memang pada dasarnya sangat dibutuhkan terhadap petani khususnya petani rempah rempah seperti petani jahe. Mungkin saja memang pemikiran seperti inilah yang ingin diteliti untuk diungkapkan dalam tulisan artikel yang nantinya diharapkan petani bisa lebih produktiv dalam menjalankan kegiatan bertaninya. 



    Banyaknya penemuan – penemuan terbaru dibidang pertanian saat ini yang belum bisa beradaptasi dengan para petani, baik itu dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan maupun ketidak tahuan akan informasi terbaru. Layaknya gajah yang datang merusak ladang dimalam hari tanpa sepengetahuan petani. Kemajuan ilmu pengetahuan dibidang pertanian ini bisa menjadi bumerang yang menjatuhkan petani karena tertelan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan harapan yang besar penulis artikel bisa memberikan dan menyampaikan kepada petani akan penemuan baru mereka tentang aplikasi pupuk organik cair dari air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman jahe.



    Setelah membaca habis artikel ini tentunya akan menjadi pencerahan baru, seperti bunga yang baru mekar dan memberikan aroma wangi yang sangat sedap untuk dihirup, artikel ini bisa menjadi wajah baru bagi petani jahe. Artikel ilmiah yang disajikan oleh peneliti dengan serangakaian percobaan yang dilaksanakan selama 3 bulan yakni dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2020, mmendasari penelitiannya dengan pernyataan tingginya permintaan komoditas jahe yang harus diiringi dengan peningkatan produktivitas lahan budidaya. 



    Namun, pada kenyataannya kualitas lahan malah semakin menurun akibat rusaknya unsur hara yang dikarenakan penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Tentunya hasil dari penelitian ini menjadi daging lezat bagi petani jahe khususnya dalam mengatasi  masalah kualitas lahan yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia. Artikel yang terdiri dari 5 halaman yang ditulis oleh 3 peneliti dari Universitas Islam Sumatera Utara yang memiliki dasar ilmu pengetahuan yang luas dibidangnya masing masing, telah memberikan gagasan yang sangat menarik dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dibidang pertanian. 



    Artikel ini juga mengajak pembaca secara keseluruhan untuk lebih peduli dalam mengembangkan aspek aspek penting seperti halnya pengembangan mutu tanaman baik itu segi penanaman maupun perawatan. Pemberian pupuk akan sangat berpengaruh terhadap mutu dan hasil yang didapatkan ketika panen tiba. Terlebih lagi komoditas tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman obat yang seharusnya bisa memberikan efek positif bagi penderita penyakit namun, jika komoditas yang dihasilkan sebaliknya yang memiliki mutu dan kualitas hasil panen yang tidak bagus akan sangat berpengaruh bukan hanya bagi konsumen yang mengkonsumsinya namun bagi perkembangan ekonomi dari petani pasti juga akan menurun. 



    Komoditas tanaman Jahe saat ini permintaannya terus meningkat. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan rimpang jahe yang bukan hanya digunakan untuk bumbu masakan namun juga telah menjadi komoditas industri baik sebagai bahan baku industri makanan, minuman dan suplemen kesehatan berbahan herbal. Tercatat pada data BPS tahun 2019 yang diungkapkan oleh penulis bahwa tanaman jahe termasuk komoditas yang memiliki produksi tertinggi mencapai 207.411,86 Ton sedangkan, nilai impor tanaman jahe juga tinggi yakni sebesar 3.886,09 Ton. Dari data ini menunjukkan nilai yang tidak sebanding dengan permintaan yang tinggi tetapi produksi malah turun setiap tahunnya (284). 



    Pemanfaat tanaman jahe sindiri ada pada rimpangnya yang memiliki banyak manfaat. Untuk menekan penurunan hasil produksi budidaya tanaman jahe, petani sangat membutuhkan proses pemupukan yang baik karena dampak dari pemupukann yang dilakukan bukan hanya hasil produksi tetapi juga berdampak pada kandungan senyawa aktif yang ada pada rimpang tanaman obat. Kualitas dan kuantitas hasil panen memang harus diperhatikan untuk penggunaan pupuk yang baik juga harus diperhatikan, begitu pula jenis pupuk yang digunakan akan berpengaruh unsur hara yang akan terikat didalam tanah.



    Untuk itu dilakukannya penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan jahe dengan pemberian pupuk organik cair berbahan air kelapa yang nantinya bisa diaplikasikan dan diharapkan untuk bisa mengembangkan produksi dari tanaman jahe. Air kelapa sendiri yang menjadi pilihan peneliti karena mengandung banyak hormon yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman jahe seperti giberilin sitokinin, dan auksin. Air kelapa juga sangat kaya akan kalium, kalsium dan nitrogen. 



    Artikel ini menunjukkan kesungguhan penulis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bagi para petani dilihat dari pemilihan bahan dasar pupuk organik cair yang berupa air kelapa yang pada dasarnya air kelapa bukanlah suatu bahan yang sulit ditemukan dan sangat banyakan populasinya. Agar tersampaikan maksud dan tujuan penulis artikel maka penulis artikel membuat penelitian dengan sangat antusias dan penuh dengan kesabaran dan kehati hatian yang tinggi. Kesabaran ini teruji saat peneliti melakukan selama 80 hari kurang lebih untuk mendapatkan kesimpulan yang baik dalam penelitiannya. Memperhatikan lebih lanjut dengan sangat saksama dan teliti agar tidak terjadi kekeliruan menjadi suatu momok yang cukup melelahkan dalam melakukan penelitian. 



    Pada artikel ini yang menjadi inti perlakuan pada percobaannya adalah kegiatan fermentasi pada air kelapa. Untuk mendapatkan air kelapa yang siap dipakai maka harus dilakukan fermentasi terlebih dahulu. Dengan campuran EM4, gula pasir dan media tanam pupuk organik cair atau biassa disebut POC bisa didapatkan. Perlu diketahui bahwa metode yang digunakan dalam penelitian yang tertuang dalam artikel ini adalah rancanagan acak non faktorial 4 ulangan dengan konsentrasi pupuk organik cair kelapa sebagai bahan perlakukannya (284). Tertulis pada artikel ilmu pertanian ini bahwa perlakuan yang dilakukan peneliti dengan mencampurkan EM4, gula pasir dan air kelapa dalam satu wadah yang didiamkan selama sepuluh hari sampai dengan POC memiliki aroma seperti tapai maka POC siap digunakan. Percobaan yang cukup melelahkan ini tidak membuat penulis patah semangat dengan kegiatan yang harus dilakukan secara rutin ini. 



    Dengan tekat yang kuat dan semangat yang tinggi, penelitian tetap dilanjutkan yang mana selama seminggu sekali pupuk disiramkan ke tanaman jahe yang ada didalam polybeg sampai dengan hari ke 80 setelah tanam. Pastinya akan sangat rancu jika penelitian tidak memiliki parameter sendiri secara spesifik dalam percobaannya. Maka dari itu penulis artikel membuat parameter yang akan menjadi perbandinganya diantaranya tinggi tanaman, jumlah daun dan lebar daun.



    Tentunya hasil yang didapat pada artikel penelitian ini akan terlihat keberhasilannya dari parameter yang telah ditentukan. Tinggi tanaman yang didapat dari beberapa sampel yang telah diuji didapat tanaman jahe yang tidak diberi pupuk organik cair dari air kelapa memiliki batang tanaman yang lebih pendek dibanding tanaman yang diberi pupuk organik cair air kelapa.  Data ini disajikan penulis dalam artikel yang buat dalam grafik batang. Terlihat grafik batang yang saama bentuk nya dari ketiga parameter penelitian dan lagi lagi hasil yang didapat pada penelitian adalah tanaman yang tanpa  diberikan POC air kelapa memiliki hasil yang lebih negatif dari pada tanaman yang diberi pupuk. Lebar daun yang lebih kecil serta jumlah daun yang lebih sedikit jika tanamannya tidak diberikan POC air kelapa. Hasil yang memuaskan ini  menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis yang melakukan penelitian. Wajah baru akan didapatkan dalam ilmu pengetahuan pertanian  dan tentunya akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan petani dalam pengembangan proses budidaya. 



    Penurunan hasil komoditas yang didapat pertahunnya mungkin akan tertekan dengan adanya pengetahuan baru ini. Banyaknya dampak positif yang didapat dari penelitian ini. Kemudahan kemudahan yang didapat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pastinya akan dibutuhkan terlebih lagi pupuk bukanlah suatu hal yang baru bagi petani. Namun kenyataan dilapangan petani masih sangat sulit beradaptasi dengan pupuk organik yang ada. Hal yang menjadi faktor sulitnya penggunaan pupuk organik bagi petani salah satunya adalah proses pembuatannya yang membutuhkan waktu yang cukup lama ditambah lagi  petani yang masih memiliki mental instan yang semuanya serba ingin cepat pasti akan menjadi penghambat untuk beradaptasi terhadap perkembangan seperti ini. 



    Artikel ini mungkin memiliki banyak manfaat namun, bukan berarti tidak memiliki kekurangan. Sama sama diketahui bahwa artikel ini disajikan dalam bentuk tulisan yang mana tingkat membaca khususnya bagi petani masih sangat rendah. Hal ini menjadi masalah tersendiri dalam pendistribusian ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan. Agar bisa sampai ke  telinga petani mungkin bisa dilakukan sosialisasi yang lebih intensif terhadap  perkembangan ilmu pengetahuan ini. Dengan adanya pendekatan sosial humaniora pastinya perkembangan ini akan terealisasikan dan bisa mencapai tujuan yang didapat seperti halnya yang diinginkan untuk mengatasi masalah utama dalam penulisan artikel ini yaitu terjadinya penurunan produktifitas hasil pertanian tanaman jahe. 



    Artikel ini juga bisa tidak menjadi  bermanfaat sama sekali jika hanya didistribusikan didalam internet yang mana petani Indonesia pada umumnya yang masih tinggal dipedesaan dan  yang notabene masih merasa tidak membutuhkan internet dalam bertani, pastinya menjadi tidak mengetahui sama sekali bahwa sudah ada inovasi menarik yang bisa diaplikasikan dalam perkembangan budidaya tanaman jahe. Peran pemerintah mungkin akan dibutuhkan dalam pendistibusian ilmu pengetahuan ini. Diperlukan program pemerintah yang bisa mendanai agar  hasil penelitian ini bisa dikembangkan dan produksi dalam skala besar. Namun jika hanya dibiarkan tanpa ada tindak lanjut dalam pengembangan produk pupuk organik cair ini, pastinya akan penemuan baru ini akan tenggelam dan hilang. Layaknya tsunami yang habis meratakan pemukiman tanpa ada sisa sedikitpun. Penemuan baru ini  akan habis digulung ombak perkembangan zaman jika terus dibiarkan. 


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Quotes

    Berbanding tipis antara merdeka untuk ego dan merdeka untuk kebermanfaatan orang lain, silahkan pilih kemerdekaanmu.

    ADDRESS

    Perumnas Gardena Blok A No.112 Firdaus, Kab. Serdang Bedagai

    EMAIL

    hamdanirizkydwi@student.ub.ac.id
    hamdanirizkydwi@gmail.com

    TELEPHONE

    -

    Instagram

    @rizky_dham