• Fiqih Munakahat : Kewajiban Suami Terhadap Istri dan Kewajiban Istri Terhadap Suami

    Kewajiban Suami Terhadap Istri dan Kewajiban Istri Terhadap Suami


    A. Kewajiban Suami Terhadap Isteri 


    1. Menjaga Aib Istri  


    Jangan sekali-sekali menceritakan kehidupan pribadi rumah tangga  kepada orang lain, apalagi yang sifatnya cukup privat. Sebagai suami, sudah sepatutnya  juga tidak boleh menjatuhkan marwah istri dengan tidak lengkap kejelasan atau keburukannya dihadapan orang lain, selain tidak etis, hal ini juga akan sangat melukai parasaan istri sebagai pasangan. Bagaimanapun, aib istri adalah aib suami juga. 


     

    2. Membimbing Istri dan Menjaga Istri Dari Dosa 



    Suami bertanggung jawab terhadap istrinya kelak dihadapan Allah. Suami adalah imam dan pemimpin keluarga, dan seperti sebuah kalimat yang berbunyi:  كلكم راع وكلكم مسئول عن راعيته yang artinya bahwasaannya “setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya mengenai apa yang dipimpinnya”. Maka sudah sepatutnya suami memberikan contoh yang baik dan membimbing keluarga kejalan yang benar dan sesuai dengan syariat, selain mencukupi kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan pokok. Mengenai hal agama juga tak kalah penting, diantara misal mengenai hal-hal yang syariat seperti bersuci, beribadah, haid dan lain sebagainya adalah merupakan kewajiban suami untuk mengajari istrinya. 



    Sudah menjadi kewajiban seorang kepala rumah tangga untuk memberikan pendidikan agama kepada istri dan anak-anaknya agar taat kepada Allah dan RasulNya. Dengan ilmu agama seseorang mampu membedakan baik dan buruknya prilaku dan dapat menjaga diri dari berbuat dosa. Selain ilmu agama, seorang suami juga wajib memberikan nasehat atau teguran ketika istrinya khilaf atau lupa atau meninggalkan kewajiban dengan kata-kata bijak yang tidak melukai hati sang istri, sebagaimana Firman Allah SWT. Surah At-Tahrim ayat 6 berikut : 

     


    Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” 



    3. Memperlakukan Istri Dengan Baik 



    Menikahi seorang perempuan artinya siap mengambil alih tanggung jawab dari orang tuanya. Oleh karena itu suami diwajibkan untuk selalu memperlakukan istri sebaik mungkin, menjaganya dengan penuh kasih sayang, serta mencukupi kebutuhannya. Jangan melipahkan segala urusan rumah tangga kepada istri, ringankanlah pekerjaannya dengan membantunya.” Dan janganlah kalian memukul istri-istri kalian dan jangan memukulnya.”( HR. Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)”. 

     


    4. Menghormati Orang Tua Isteri 



    Orang tua istri adalah orang tua suami juga. Mereka harus diperlakukan seperti layaknya orang tua suami itu sendiri, karena tidak sedikit orang yang menganggap mertua tidaklah seperti orang tua sendiri, bahkan menjadi hal bias untuk menjelekkan bahkan mencaci dihadapan orang lain, maka jika siap menikah anaknya harus siap menerima orang tuanya. 

     


    5. Memberikan Cinta Dan Kasih Sayang Kepada Isteri Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Rum ayat 21 


     Ùˆَجَعلََ بيَْÙ†َÙƒُÙ…ْ Ù…َّÙˆَدَّØ©ً ÙˆَّرَØ­ْÙ…َØ©ً 


    “Dan dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang...” 


     Dalam hal ini bahwa seorang suami wajib memberikan cinta dan kasih sayang kepada istrinya yang terwujud dalam perlakuan dan perkataan yang mampu membuat rasa tenang dan nyaman bagi istri dalam menjalankan fusngsinya sebaga istri sekaligus ibu rumah tangga. Adapun bentuk perlakuan tersebut bisa berupa perhatian, ketulusan, kehormatan, kemesraan, rauan, senda gurau dan seterusnya.


      

    Dalam memberikan cinta dan kasih sayang bukanlah atas dasar besar kecilnya rasa cinta kita kepada istri, akan tetapi hal tersebut merupakan perintah Allah SWT. Agar suami istri saling mencinta dan berkasih sayang sebagai wujud kepatuhan kepada Allah SWT. Jika memberikan cinta dan kasih sayang antara suami istri sudah disandarkan pada perintah Allah SWT. Maka as-sakiinah (ketentraman) dalam rumah tangga akan mudah kita raih. 

     


    D. Kewajiban Isteri Terhadap Suami 



    1. Taat Kepada Suami 


    Rasulullah telah menganjurkan kau wanita agar patuh kepada suami mereka, karena hal tersebut dapat membawa maslahat dan kebaikan. Rasullulah juga menjadikan ridha suami sebagai penyebab masuk surga, sebagaimana yang diriwayatkan dari Umi Salamah r.a. bahwa Nabi bersabda yang artinya kurang lebih seperti ini: “Dimana wanita yang mati sedang suaminya ridha padanya, maka ia masuk surga”. (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi). 



    Contoh kecil bentuk ketaatannya adalah selalu meminta izin ketika keluar rumah, dan apabila suami tidak mengizinkan maka istri harus menerimanya, hal ini juga sebagai penghormatan dan iffah (menjaga kehormatan diri). Kewajiban taat kepada suami hanya dalam hal-hal yang dibenarkan agama, bukan dalam hal kemaksiatan kepada Allah. Jika suami memerintahkan istri untuk berbuat maksiat maka ia wajib untuk menolaknya.  

     


    2. Memelihara Kehormatan Dan Harta Suami 



     Keinginan untuk dihromati adalah sesuatu yang wajar, menghormati dan menghargai suami tidak akan membuat istri rendah, tetapi ini justru memberikan tenaga dan dorongan untuk berjuang demi mencapai kehidupan yang lebih baik. 



    Contoh kecil sikap menghormati suami adalah ketika suami berbicara, istri tidak boleh memotongnya. Apabila bernicara kepadanya harus dengan sopan. Saat suami mengetuk pintu, istri harus berusaha untuk membukakannya dengan tersenyum dan wajah yang gembira. Berhati-hati agar tidak menghinanya, jangan menyalahinya, jangan mengabaikannya, dan jangan memanggilnya dengan julukan yang tidak baik. Diantara hak suami kepada istri adalah tidak memasukkan seseorang ke dalam rumahnya melainkan dengan seizinnya, kesenangannya mengikuti kesenangan suami. Jika suami membenci seseorang karena kebenaran atau karena perintah syara’ maka istri wajib mengikutinya. 

     


    3. Mengikuti tempat tinggal suami  



    Setelah menikah biasanya yang jadi permasalahan suami istri adalah tempat tinggal, karena kebiasaan orang pada masa-masa awal menikah suami istri masih ikut di rumah orang tua salah satu pasangan lalu kemudian mencari tempat tinggal sendiri. Dalam hal ini seorang istri harus mengikuti dimana suami bertempat tinggal, entah itu di rumah orang tuanya atau di tempat kerjanya. Karena hal tersebut merupakan kewajiban seorang istri untuk mengikuti dimana suami bertempat tinggal, sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut: 

       


     …اسَْÙƒِنوُْهنَُّ Ù…ِÙ†ْ Ø­َ ÙŠْ Ø«ُ  سَÙƒَÙ†ْتمُْ  Ù…ِÙ†ْ ÙˆُّجْدِÙƒُÙ…ْ  



    Artinya “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu (suami) bertempat tinggal menurut kemampuan kamu,…” (QS. Ath Thalaaq: 6). 



    4. Menjaga Diri Saat Suami Tidak Ada 


    Seorang wanita yang sudah menikah dan memulai rumah tangga maka harus membatasi tamu-tamu yang datang ke rumah. Ketika ada tamu lawan jenis maka yang harus dilakukan adalah tidak menerimanya masuk ke dalam rumah kecuali jika ada suami yang menemani dan seizin suami. Karena perkara yang dapat berpotensi mendatangkan fitnah haruslah dihindari. Allah SWT berfirman, “Wanita shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka.” (QS. Annisa:34). 

     


    5. Berhias Untuk Suami 



    Seorang istri sholihah yang mencintai suaminya akan berusaha merawat kecantikannya untuk menyejukkan pandangan mata suami, sehingga tidak memandang wanita yang bukan haknya. Istri berhias ketika dirumah dan tida melakukannya ketika keluar rumah. Disaat seorang istri berada disamping suami, istri biasa memakai parfum yan mengharumkan penciuman suami. 



    Hal tersebut lebih baik daripada malah seorang istri berhias saat bepergian sedangkan didepan suami apa adanya. Inilah sebenarnya yang menjadi problem sebagai warganegara Indonesia. Faktor yang membuatnya lebih cantik ialah perhiasan, pakaian yang beraneka ragam, wajah yang dirias dan sesuai dengan keinginan suami. Jangan sampai suami melihat atau merasakan sesuatu yang tidak disukainya, seperti kotoran, bau yang tidak sedap maupun suatu kelalaian diluar pengetahuannya. 


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Quotes

    Berbanding tipis antara merdeka untuk ego dan merdeka untuk kebermanfaatan orang lain, silahkan pilih kemerdekaanmu.

    ADDRESS

    Perumnas Gardena Blok A No.112 Firdaus, Kab. Serdang Bedagai

    EMAIL

    hamdanirizkydwi@student.ub.ac.id
    hamdanirizkydwi@gmail.com

    TELEPHONE

    -

    Instagram

    @rizky_dham